Rabu, 19 Oktober 2011

Souvenir Khas dari Majapahit

Reporter : Lutfiati

Mojokerto, merupakan kota yang terletak di Jawa Timur. Kota ini memiliki daya tarik tersendiri dengan beraneka ragam tempat wisata bisa ditemui di daerah Mojokerto salah satunya adalah Museum Trowulan, museum yang menyimpan berbagai artefak peninggalan dari masa Majapahit. Daerah Trowulan oleh para ahli disinyalir adalah bekas dari kraton Majapahit. 

Berkunjung ke Mojokerto tidaklah afdol tanpa mampir ke museum Trowulan. Jika yang berkunjung ke Trowulan ingin membeli souvenir bisa memperolehnya di komplek museum. Sedangkan jika pengunjung ingin membeli oleh-oleh berupa perhiasan-perhiasan kuno, patung dari tanah liat bakar (Teracota) bisa pengunjung dapatkan di pengerajin-pengerajin terdekat , salah satunya bisa ditemukan di dusun Kedung Wulan desa Bejijong yang berjarak kurang lebih 2 km dari Museum Trowulan. Di sini kita bisa mendapatkan souvenir khas Trowulan yang berupa patung-patung Teracota, patung perunggu bahkan juga patung yang terbuat dari emas murni.



Kerajinan dari Teracota ini diyakini ada sejak masa Majapahit, di kawasan Trowulan yang memang disinyalir sebagai ibukota dari Majapahit banyak ditemukan terakota dan patung-patung yang berupa manusia, binatang, miniatur rumah dll. Patung rupa manusia pun beragam bentuknya. Ada penggambaran seorang pandita, kesatria, abdi dalem, bayi sampai pada orang-orang asing (Cina, Portugis dll) yang ada pada masa Kerajaan Majapahit.ini dan sekarang ini disimpan di Museum Trowulan sedangakn ada sebagian kecil yang di bawah ke Belanda.
 
Cak Nur yang merupakan salah satu pengerajin di desa Bejijong menuturkan bahwa dia bersama saudara-saudaranya membuat kerajinan teracota. Banyaknya hasil kerajinan yang dia peroleh tidaklah semata di kerjakan oleh satu oarang saja akan tetapi oleh beberapa orang dengan keahlian yang berbeda. contohnya saja kerajinan Teracota ini dikerjakan oleh keponakan cak nur yang bernama Kartono Adi,  kerajinan perunggu dikerjakan oleh Supriyanto yang juga merupakan keponakan dari Cak Nur sedangkan kerajinan dari emas dikerjakan oleh keponakan dari Cak Nur yaitu Sukiman.

”bakat ini merupakan keahlian yang diturunkan secara turun-temurun oleh Mbah saya,” ujar Cak Nur.

Hasil kerajinan dari sini tidaklah dijual secara bebas akan tetapi dikerjakan sesuai dengan pesanan saja. sampai  saat ini para pemesan tidak hanya datang dari kawasan Trowulan saja tetapi juga datang hampir dari seluruh pelosok Negeri. Selain melayani pesanan biasanya hasil kerajinan dari sini sering pula mengikuti pameran-pameran. Selain patung-patung disini tersedia pula perhiasan-perhiasan kuno yang terbuat dari emas. Patung Teracota disini modelnya bermacam-macam ada yang merupakan bentuk dari manusia (raja, pandita,prajurit, wanita, bayi), hewan dan adapula yang merupakan miniatur dari candi-candi. Harga jual dari kerajinan inipun bervariasi mulai dari harga 20.000 sampai 60.000, sedangkan untuk patung dari perunggu harga jual berkisar dar20.000 sampai 80.000rbu. khusus untuk patung dan perhiasan yang terbuat dari emas, biasanya harga mengikuti harga jual di pasaran. Kerajinan Teracota asal desa Bejijong ini sangat terkenal, bahkan para arkeolog, dosen, sejarahwan dan mahasiswa yng berkunjung ke Trowulan selalu memilih membeli kerajinan di desa itu. (lut/sur)





                                                                                        Pedoman NUSANTARA.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar