IGJEPARA.COM, Jepara- Produk industri mebel Jeparamempunyai brand image yang cukup baik di mata buyer di daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Parameter ini terlihat secara riil saat Pemkab Jepara dengan mendelegasikan Griya Jepara mengikuti pameran selama tiga hari pada saat itu.
Menurut Koordinator Griya Jepara, Samsul Arifin, kegiatan pameran tersebut direspons positif bagi pasar di Serambi Mekah. Masyarakat di Aceh memiliki pandangan tersendiri untuk mebel bikinan Kota Ukir. Bagi mereka, di rumahnya ada perabot rumah tangga dari Jepara merupakan gengsi tersendiri.
“Bisa dikata, produk Jepara ini idola bagi warga Aceh. Respons bagus ini harus dipertahankan untuk lebih meluaskan pangsa pasar,” kata Samsul yang juga dosen ekonomi STIENU Jepara.
Produk yang sangat laku keras selain produk mebel, yakni souvenir. Kontingen Jepara sedikitnya membawa 100 pieces souvenir berbagai jenis seperti tempat tisu, asbak, kotak perhiasan serta beberapa souvenir lainnya. Dari data samsul, hingga berakhirnya pameran, barang bawaan yang dibawa untuk kegiatan tersebut habis dibeli warga Aceh. Tidak hanya mebel serta souvenir yang memiliki karakter ukiran khas Jepara, kain tenun Troso pun juga menjadi idola yang cukup menarik pengunjung.
“Kain dari Troso untuk bahan baju, selimut serta kain taplak meja dan bentuk kain lainnya juga direspons positif pasar di Aceh. Ini menunjukkan, pangsa pasar Jepara sangat dominan di daerah tersebut. Bahkan kami akan jajaki kerjasama dengan pengusaha lokal di sana untuk motif Aceh dengan tenunan khas Troso,” tambahnya.
Secara market, menurut penilaian Samsul, pasar Aceh sangat menjanjikan di saat belum membaiknya krisis perekonomian global yang tak kunjung usai. Membidik pasar domestik menurutnya saat ini lebih realistis, sebab pasarnya tidak pernah mati dibanding bidikan ekspor. “Banyak yang mengeluhkan, pangsa ekspor semakin berkurang karena krisis global dan gerusan mebel China. Beralihlah sementara ke pasar domestik dulu, pasarnya tidak kalah dibanding luar negeri,” jelasnya.
Respons positif ini dibenarkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jepara Yuli Nugroho SE yang ikut rombongan bersana Bupati Jepara dan dinas terkait. “Saya sangat kaget saat berada di Aceh, ternyata produk Jepara sudah terkenal disana. Dalam waktu sekejab barang-barang produk Jepara diborong warga Aceh, bahkan barang-barang untuk display pun dibelinya,” katanya.
Potensi dan peluang yang sangat bagus ini, bisa dikembangkan oleh para pengusaha di Jepara untuk merambah pasar ke Aceh untuk lebih mengenalkan produk. Perajin memiliki tantangan kendala dalam pemasaran produk di Aceh, yaitu faktor jarak karena perjalanan darat membutuhkan waktu sembilan hingga sepuluh hari perjalanan.
Untuk tenun Troso, dia mengemukakan, pemerintah Aceh akan memesan dalam jumlah yang besar untuk produk tenun tersebut. Selama ini, kebutuhan kain di Aceh banyak disuplai dari pekalongan, namun tidak menutup kemungkinan tenun ikat Troso masih terbuka lebar peluangnya. Pelaku usaha di Aceh sebelum berakhirnya pameran dikumpulkan oleh Bupati Jepara untuk berdialog dan bertukar pikiran. Tujuan utama kegiatan ini tentu saja manampung aspirasi dari pengusaha agar tetap memasarkan produk-produk dari Jepara.
Sumber : Harian SUARA MERDEKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar